By. Rhoyy Tetsuya
Model Dakwah Pelajar Progresif adalah secercah harapan ummat. Sebagai seorang manusia yang mulia, yang semua tingkah lakunya dibimbing wahyu, Rasulullah Muhammad SAW menyebarkan risalah Islam sebagai “obat” bagi berbagai penyakit masyarakat. Kemusyrikan dan kemaksiatan beliau berantas sampai tuntas. Usaha perbaikan dan perubahan masyarakat tersebut sangat terkait dengan peranan pemuda. Sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah pemuda adalah pengibar panji-panjinya. Sejarah mencatat,seorang pemuda yang berhasil mewujudkan Bisyarah Rasulullah SAW tentanag penaklukan kota Konstantinopel. Sejak kecil ia telah dididik oelh ulama-ulama besar pada zamannya yang tidak hanya memiliki kemampuan dalam beragama dan ilmu islam, tetapi juga membentuk mental pembebas pada diri Muhammad Al-Fatih. Oleh karen itu tidak mengherankan pada saat dia berusia kurang dari 17 tahun ia telah menguasai 7 bahasa dan telah memimpin ibukota kesulatanan Ustamani di Adrianopel an beliau tidak pernah meninggalkan Sholat rawatib dan tahajjudnya untuk menjaga kedekatannya dengan Allah dan senantiasa memohon kepada Allah akan keinginannya yang kuat untk menaklukkan Konstantinopel. Dari sudut ini dapat dilihat betapa kehadiran pemuda sebagai penggerak perubahan di dalam masyarakat merupakan hal yang sangat mendasar dalam Islam. Tidak hanya sekedar memiliki peran untuk memobilisasikan kesadaran umat saja. Pemuda juga dianggap memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk menghadapi krisis yang melanda masyarakatnya. Ia berfungsi sebagai unsur perubah masyarakat (Anasirut Taghyir), pembaharu umat (Tajdidul Ummat), dan faktor penting dalam usaha perbaikan ummat (Islahul Ummat).Melihat kondisi ini, dakwah di kalangan pemuda terpelajar adalah suatu hal yang amat sangat maha penting sekali. Mengabaikan dakwah di sektor ini bagaikan seorang kelaparan yang mengabaikan pohon padi hijau di lahan sawah yang subur. Tahukah kita bahwa 20-30 tahun ke depan, nasib umat ini tidak lagi ditentukan oleh tokoh-tokoh yang sekarang mengatur percaturan politik negeri ini. Pada saat itu, sangat mungkin mereka telah loyo ataupun ditarik dari peredaran. Saat itu adalah masa bagi tokoh-tokoh muda, yang saat ini barangkali masih menjadi pelajar sekolah. Tiada lagi pilihan bagi kita selain “dakwah!”. Model dakwah progresif yang bisa dilakukan oleh pelajar antara lain:
1. Pemanfaatan Teknologi Modern sebagai Media Dakwah
Salah satu sasaran yang efektif untuk menyebarluaskan ajaran-ajaran Islam adalah alat-alat teknologi modern di bidang informasi dan komunikasi. Kemajuan di bidang informasi dan telekomunikasi harus dimanfaatkan oleh aktivis dakwah sebagai media dalam melakukan dakwah Islam, sebab dengan cara demikian ajaran agama Islam dapat diterima dalam waktu yang relatif singkat oleh sasaran dakwah dalam skala luas. Dalam hal ini, lembaga-lembaga dakwah masih banyak yang belum dapat memanfaatkan akses teknologi informasi secara maksimal, begitu juga dengan penyediaan dakwah modern.
a. Dakwah Digital
Fenomena dakwah digital tersebut memang berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi informasi di dunia. Internet baru masuk ke Indonesia pada tahun 1994. Kemudian pada sekitar tahun 1998-1999 bermunculanlah situs-situs Islam di Indonesia seperti, MyQuran.com, Ukhuwah.or.id, MoslemWorld.co.id, IndoHalal.com., arrahmah.com, voaofislam.com, media islam.net dan situs-situs Islami yang lain. Situs-situs tersebut tidak sekedar situs-situs institusi Islam, tetapi berisi aneka informasi dan fasilitas yang memang dibutuhkan oleh umat Islam. Masuknya Internet dalam aspek kehidupan umat Islam mulai menggeser pemikiran-pemikiran lama. Menjadi santri kini tidak harus diidentikkan dengan sarung dan mengaji di langgar saja. Kebutuhan akan aktualisasi diri sebagai seorang muslim ternyata sama pentingnya dengan dakwah itu sendiri. Dari sekelumit pembahasan tentang penggunaan internet di Indonesia di atas, maka dapat ditarik satu pemahaman umum bahwa Internet memang merupakan media yang efektif bagi dakwah dan penyebaran informasi. Meskipun demikian Internet tidak akan bisa menggantikan peran ulama, kiai dan ustadz. dengan kita liat perkembangan zaman pada saat inii kita bisa mengunakan strategi dakwah dikalangan remaja dengan mengunakan media masa atau internet, tulisan-tulisan yang ilmiah setara dengan perkembangan remaja masa kini, dakwah seperti inilah yang sangat praktis, modern, cara penyampaiannya. Dengan fasilitas yang sangat canggih inilah kita bisa mendakwai para remaja dengan internet, misalnya: berdakwah di facebook, twwiter, dan lain-lain yang berkaitan dengan internet, cara ini atau metode inilah tidak membutuhkan waktu,tempat tertentu, kita bisa melakukannya kapan pun kita mau, lain halnya dengan dakwah langsung bil lisan yang sangat membutuh kan tempat, waktu, dan kondisi tertentu. Dari cara inilah kita harapkan para remaja masa kini menyukai dan tersentuh hatinya dalam membacanya, dan dapat berubah pergaulannya dengan apa yang kita inginkan, karna seorang pemuda itu adalah cermin maju tidaknya Negara kita yang akan dating semua itu dapat kita lihat dari para pemuda pemudi suatu Negara.
b. Televisi dan Radio
Di beberapa daerah, masyarakat di Indonesia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk melihat televisi dan mendengarkan radio. Apabila dakwah Islam dapat memanfaatkan media ini dengan efektif, maka secara otomatis jangkauan dakwah akan lebih luas dan kesan keagamaan yang ditimbulkan akan lebih dalam. Namun seberapapun besar keunggulan media televisi dan radio, belum mampu merangkum beberapa keunggulan dalam media massa lainnya terutama media cetak seperti surat kabar, koran dan lain sebagainya.
Dalam menyampaikan materi dakwahnya, para da’i harus sanantiasa merujuk pada Al-Qur’an dan Hadits. Keduanya harus menjadi pegangan dalam setiap aktivitas dakwah apapun, di manapun, kapanpun dan menggunakan media apapun termasuk televisi dan radio. Dalam menyampaikan materi dakwahnya, Al-Qur’an terlebih dulu meletakan prinsipnya bahwa manusia yang dihadapi adalah makhluk yang terdiri atas unsur jasmani, akal dan jiwa, sehingga ia harus dilihat dan diperlakukan dengan keseluruhan unsur-unsurnya secara serempak. Baik dari segi materi maupun waktu penyajiannya.
c. Media Cetak
Berdakwah melalui media cetak juga merupakan metode yang efektif dalam menyebarkan dakwah. Sebagai contohnya adalah surat kabar atau koran. Berbeda dengan berdakwah pada media lainnya, surat kabar adalah salah satu sarana sumber informasi masyarakat yang sangat besar pengaruhnya terhadap pembacanya. Berdakwah melalui koran dapat dilakukan dalam bentuk tulisan maupun gambar-gambar yang mendiskripsikan suatu ajaran dan aplikasinya bagi kehidupan umat manusia. Dakwah melalui koran lebih tepat dan cepat tersebar ke seluruh masyarakat, di samping itu masyarakat mudah memahaminya, sebab koran merupakan media yang telah mampu menjangkau keberadaan masyarakat. Oleh karena itu menulis pesan-pesan dakwah dalam sebuah koran maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu tulisan bernuansa dakwah itu akan dikonsumsikan kepada media apa, apakah media pers khusus Islam atau pers umum. Menulis dakwah untuk media pers khusus Islam memiliki teknik dan cara yang sedikit berbeda dengan menulis di media pers umum. Media khusus Islam pembacanya sudah jelas, sedang media pers umum pembacanya berasal dari beragam latar belakang kepercayaan. Jadi, menyebarkan dakwah dengan memakai ilmu jurnalistik harus memiliki sifat singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas dan menarik. Sedang bahasa agama adalah bahasa yang mengedepankan kebenaran, kebersihan, tidak simpatik dan menyingkirkan kata-kata yang bernada hasutan.
2. Metode Bil Hal
Dakwah bil hal atau dakwatul hal, adalah cara untuk menanamkan, meresapkan dan mengamalkan ajaran Islam dengan sebenarnya tanpa melalui banyak bicara, untuk pemenuhan kebutuhan manusia baik duniawi maupun ukhrawi. Karenanya tepat apabila pada era pembangunan dewasa ini, ditetapkan program dakwah bil hal sebagai prioritas dengan tujuan meningkatkan harkat dan martabat umat terutama dari golongan berpenghasilan rendah.
3. Metode Ceramah
Yakni: Suatu cara lisan dalam rangka pengajian dakwah yang dilaksanakan oleh pelajar kepada mereka yang menjadi sasaran dakwah (pelajar, atapun masyarakat luas secara umum) atau dapat dikatakan menyajikan keterangan kepada orang lain agar dapat dimengerti apa yang disajikan, metode ini sebagaimana telah disinggung dalam Al Quran surat An Nahl 125 dengan menggunakan (memberi nasehat yang baik). Akan tetapi metode ini hanya bisa dilaksanakan ketika ketika kita memiliki ruangan/ gedung misalnya ; mushollah sekolah, masjid dan lain-lain.
4. Metode Tanya Jawab
Metode ini biasanya digunakan bersamaan dengan metode lain yaitu metode ceramah juga melengkapi metode di atas dalam rangka mencapai tujuan dakwah, tanya jawab wajar pula digunakan menyelingi pembicaraan-pembicaraan (ceramah) untuk menyemangatkan mad’u.
5. Metode kajian (Mingguan/Bulanan)
Menggunakan metode kajian dalam menyampaikan dakwah dikalangan pelajar tentunya akan lebih baik dan mudah dialakukan, karena persiapan pelaksanaanya bisa jauh lebih matang. Metode kajian bisa dialksanaan dengan cara mengkaji kitab-kitab islam tertentu atau pun pemikirin-pemikiran para ulama.
0 komentar:
Posting Komentar